BOOKING TIKET PESAWAT

proses alih teknologi peluru kendali C-705 dari China kepada Indonesia

proses alih teknologi peluru kendali C-705 dari China kepada Indonesia. Info sangat penting tentang proses alih teknologi peluru kendali C-705 dari China kepada Indonesia. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai proses alih teknologi peluru kendali C-705 dari China kepada Indonesia

proses alih teknologi peluru kendali C-705 dari China kepada Indonesia Kotabumi Maka tak heran penguasaan sumber daya energi tak terbarukan menjadi target negara adikuasa. Lihat saja Irak, lalu yang terakhir Libya, campur tangan itu sangat terkait dengan penguasaan sumber daya energi perut bumi. Kita menyambut gembira dengan perkuatan militer dan alutsistanya di bumi Kalimantan. Kehadiran militer yang kuat dengan gelar ragam alutsista gahar diyakini mampu memberikan efek ganda, di satu sisi mampu memberikan nilai gentar bagi pihak lawan untuk tidak bermain api. Di sisi lain mampu memberikan kebanggaan bagi warga kita yang tinggal di perbatasan dan tambahan spirit nasionalisme. Kekuatan militer dan alutsista diniscayakan menjadi aura yang mampu memberikan nilai tawar dalam negosiasi dan diplomasi sengketa. Ingat perjuangan mengembalikan Irian Barat (Papua) awal tahun 60an. Jika TNI tidak membangun kekuatan militer secara besar-besaran didukung kuantitas dan kualitas alutsista yang mendebarkan, tidaklah mungkin Belanda yang ndableg itu mau hengkang dari Papua, meskipun perginya penjajah itu lewat jalur diplomasi PBB. Itu kan cuma bahasa harga diri agar tak dipermalukan oleh negeri bekas kolonialnya. Sejalan dengan perkuatan militer di Kalimantan hendaknya jangan dilupakan perkuatan geliat ekonomi di kawasan bordernya dengan membangun dan memperbaiki infrastruktur, sekolah bagus, ekonomi kreatif dan perkuatan usaha kecil dan menengah.Kalimantan saat ini memiliki ratusan ribu hektar perkebunan kelapa sawit. Tentu ini sangat membantu menghidupkan ekonomi rakyat baik sebagai pekerja di perkebunan maupun pemilik lahan yang mensuplay buah kelapa sawit. Potensinya sudah mengembang, sudah jalan dan sudah menghasilkan. Yang perlu ditambahkan adalah pemberdayaan optimal warga lokal untuk meningkatkan kesejahteraannya. Ini perlu diingatkan agar posisi domisili yang berada di garis border tidak merasa dimarginalkan, disia-siakan dan dianggap suratan takdir. Jangan sampai kemudian yang terjadi adalah bajunya memang Indonesia tetapi cintanya sudah pindah ke lain hati. Industri pertahanan Indonesia memasuki babak baru.Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bersama koleganya dari Republik Rakyat China Jenderal Liang Guanglie meneken kesepakatan untuk proses alih teknologi peluru kendali (guided missiles/rudal) C-705. Dengan kesepakatan itu, Indonesia mendapat kewenangan untuk memproduksi rudal yang mempunyai jangkauan lintas cakrawala (over the horizon). Sekilas, ini merupakan kabar biasa. Tapi, bagi kepentingan pertahanan bangsa ini, langkah ini merupakan milestone bagi pembangunan kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista) sekaligus menguatkan derajat kapabilitas pertahanan Indonesia. Bangsa ini pun patut berbangga karena tidak banyak negara yang mampu menguasai teknologi rudal atau berkesempatan mendapat alih teknologi senjata strategis tersebut. Pentingnya penguasaan teknologi rudal disadari betul bangsa ini. Ini terlihat dari rangkaian program roket nasional hingga pembangunan material pendukung. Sudah jauh hari Indonesia memulai tahap awal pembangunan rudal dengan memproduksi roket udara ke darat, folding fin aerial rockets (FFAR), yang diaplikasikan pada helikopter dan pesawat milik TNI. Sejumlah BUMN,yakni PT Dahana,PT Dirgantara Indonesia,PT Pindad,dan PT Krakatau Steel, juga membangun roket R-Han yang mempunyai jangkauan 15-20 kilometer. Untuk material pendukung, awal tahun ini pemerintah meresmikan dua industri strategis, yakni PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) di Bontang,Kalimantan Timur dan pabrik bahan berenergi tinggi di areal PT Dahana di Kabupaten Subang, Jawa Barat.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger